Selalu mengasyikan jika kita bicara soal teknologi. Apalagi jika mengacu pada fakta bahwa ini selalu berkembang, bahkan sangat cepat. Kemarin kita baru berkenalan dengan 3G, lalu dibuat kagum oleh 4G, dan sekarang, tiba-tiba sudah mau ada 5G. Mau tidak mau, langkahpun harus dipercepat. Karena nyatanya ini memang datang lebih cepat dari yang kita perkirakan.
Banyak pertanyaan, pastinya. Jutaan, bahkan. Apalagi kehadiran teknologi baru ini mau tak mau membuat hal baru lainnya datang. Dan itu terkait investasi. Ya meski adanya teknologi baru juga sudah pasti akan memunculkan opportunity baru juga. Kuncinya satu, ketika kita melakukan investasi, kita tidak boleh melakukannya terlalu cepat, tapi tidak juga lambat. Karena kalau tidak mubazir, ya ketinggalan.
Lalu kapan waktu yang tepat?
Jika kita mengacu pada prediksi Ericsson, teknologi 5G ini baru akan secara global menjangkau lebih dari 40 persen populasi dan mencapai jumlah pengguna 1,5 miliar pada tahun 2024. Dan jika mengacu kepada GSMA, jumlah pengguna mobile internet diperkirakan akan mencapai 5 miliar pada tahun 2025 (atau lebih dari 60% populasi dunia). Sementara jumlah koneksi IoT akan mencapai 25 miliar pada 2025. Itu jumlah yang luar biasa banyak. Jadi wajar, jika kita sebagai operator juga sangat antusias untuk menghadirkan teknologi generasi kelima ini.
Caranya bagaimana? Mempersiapkan diri dari jauh-jauh hari, dalam hal strategi misalnya. Tahun lalu saja kita sudah melakukan uji coba layanan berbasis 5G dan WiGig di Kota Tua, Jakarta Barat. Bukan cuma teknologi saja yang kita coba, kita juga menganalisa problem dan menggali peluang-peluang yang ada.
Dari sisi teknologi, 5G kira-kira 100 kali lebih cepat dari 4G. Jika 4G hanya menawarkan kecepatan unduh 1 Gb per detik, 5G minimum 100 Gb per detik. Siapa yang mau nolak? Pelanggan kalau dikasih kecepatan seperti itu pasti senang sekali. Apalagi, saat ini trend untuk penggunaan data sangat tinggi.
Nah, permasalahannya sekarang, harus ada harga yang ditetapkan untuk itu. Ini yang sedang kita godok. Harga menjadi sangat critical saat sebuah layanan diberikan secara masal.
Setelah kita pelajari, pada tahap awal ini kita akan mengimplementasikan IoT dan FTTH atau Fiber To The Home. Untuk mencapai ke rumah atau apartemen, itu last mile-nya kita pakai 5G. Jadi tidak perlu pasang kabel sampai ke dalam rumah. Hari ini akses FTTH ke rumah dengan kecepatan 10 Mbps harus membayar Rp 300 ribu per bulan. Ke depannya dengan kombinasi teknologi 5G, maka kecepatan 1 Gbps sangat memungkinkan seharga Rp 100 ribu saja. Menarik kan?
Untuk tahap awal kita pikir layanan IoT dan FTTH ini yang lebih memungkinkan. Dengan pemanfaatan yang fokus pada kebutuhan industri dan bisnis. Barulah pasar konsumer selanjutnya. Untuk virtual reality atau layanan kesehatan, misalnya. Tapi tetap saja, tidak langsung ke konsumen tapi B to B to C dulu. Jadi, kalau ditanya worth it atau tidak untuk mengejar implementasi 5G di 2020? Ya worth it.
Namun ada hal-hal yang perlu dicatat, salah satunya adalah bahwa kita harus betul-betul melihat bisnis yang dituju supaya tidak salah langkah.
Tahap berikutnya, apalagi ketika sudah bicara transportasi yang arahnya ke autonomous car atau self-driving car, pastinya sudah harus total. Bisa tabrakan dimana-mana kalau setengah-setengah. Tidak boleh ada lag lah intinya.
Nah, untuk mencapai itu semua kita sudah mempersiapkan strateginya. Bahkan itu semua sudah dimulai dari tahun 2017. Di tahun 2019 ini kita akan meningkatkan transport/transmisi jaringan dengan membangun fiberisasi sampai ke luar Jawa dengan kapasitas yang lebih besar guna mendukung penggunaan layanan data sesuai trend era konvergensi.
Setelah itu, akan dilanjutkan pada tahun 2020 untuk masuk dalam tahap True Convergence. Dengan mengembangkan jaringan yang memanfaatkan dan mengadopsi perkembangan teknologi terbaru seperti 5G, FWA, dan FTTH untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dan industri dalam memanfaatkan jaringan dan layanan konvergensi.
Tahap berikutnya, tahun 2021, kita lanjut dengan menyediakan jaringan yang mendukung konvergensi untuk mobile, perumahan atau Home, enterprise dan lain sebagainya sesuai dengan perkembangannya nanti. Dengan semua persiapan ini, semoga Indonesia tidak akan tertinggal dalam implementasi 5G di dunia.
Gimana, kamu siap menyambut kedatangan 5G?